Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

ROMANTISASI AGAMIS

"Aku mencintaimu karena Allah", "ya Allah ridhoilah jalinan kasih kami", "ya Allah jagalah pacarku disana" dsb. Mungkin tak asing lagi kita mendengar/membaca rangkaian kata yang lebih kurang serupa dengan yang diatas. Ya, biasanya sih kalimat itu sering tertempel pada wall FB remaja intelektual yang lagi kasmaran. Sayangnya, tidak sedikit hal tersebut hanyalah s ebatas retorika indah tanpa realisasi lanjutan khususnya dalam aspek amal perbuatan. Begitu kontrasnya terlihat jelas pada etika mereka. Tak terhitung lagi berapa kali bersua serba dua, makan berdua, duduk berdua, jalan berdua, nonton berdua, foto berdua, pegangan tangan berdua (hehe ado yg ngomong klo betigo pulok berarti nak usum, hhmm lah bener pulok), sikok lagi kepalangan kalo janjian nak di gua (gkgkgk...). Tak terhitung juga berapa rupiah dihabiskan untuk pulsa dalam rangka membangun komunikasi basi (katanya sih silaturrahmi) tapi mengotori hati. Masalah buat lho?, &q

DemoKrasi VS DemoRabby

Setelah mengikuti, menyelami, dan merenungkan pelik dan panjangnya prosesi pemilihan wakil rakyat dan pemimpin di negeri ini. Kita pasti dapat menarik satu hikmah pelajaran. Masing-masing kita pasti mencatat yang tentu saja catatannya berbeda satu sama lain. Laksanah seisi kelas yang diperintahkan gurunya untuk membuat karangan bebas, tak ayal tema, alur/plot bahkan metode penulisannya dipengaruhi oleh keadaan hati, emosi, wawasan, imajinasi dan background sosial masing-masing murid. Serunya hiruk pikuk pesta rakyat bangsa ini memang begitu dahsyat dan banyak menguras tenaga, waktu, uang, pikiran bahkan mungkin juga iman. Kedahsyatannya tergambar jelas saat sidang putusan lembaga hukum konstitusi tertinggi NKRI yang mampu mengalihkan pandangan penggemar film "maha dewa dan mahabarata apalagi Hatim" atau jangan-jangan melenakan seorang pencinta burung untuk memandikan burungnya (hahaha.... aidem ngapo laju ke acara flora dan fauna). Namun satu hal yang seja